Rabu, 08 September 2021

Usia Prasekolah Jadi Periode Sensitif Anak, Begini Saran Psikolog untuk Orangtua

| Rabu, 08 September 2021

Rabu, 08 September 2021 17:49:01

Usia Prasekolah Jadi Periode Sensitif Anak, Begini Saran Psikolog untuk Orangtua

 

 

 

 

 

 

 

Orangtua dianjurkan memanfaatkan masa pertumbuhan anak untuk 'menjejali' mereka dengan beragam informasi positif.

Sebab selama usia toddler tersebut, perkembangan otak anak berkembang sangat cepat dan bisa menentukan kecerdasannya di masa depan.

"Anak-anak tumbuh sejak masih di usia sangat muda. Saat usia toddler dan usia prasekolah menjadi usia yang sangat penting," kata Psikolog Klinis Ratih Ibrahim dalam konferensi pers daring peluncuran 'Dongeng Aku Dan Kau: Indonesia Mendongeng 2021', Kamis (2/9/2021).

Ratih menambahkan, selama usia tersebut terjadi periode sensitif dan kritis pada perkembangan anak. Karena pada usia toddler dan prasekolah, perkembangan otak anak tumbuh dengan sangat pesat hingga mencapai 80 persen dari ukuran orang dewasa.

"Ini terjadi dalam jendela waktu yang terbatas, makanya disebut sebagai periode kritis," imbuhnya

Selain itu juga menjadi masa yang sangat sensitif, karena pada selama itu kapasitas otak yang dimiliki anak sangat kuat dan luas untuk menyerap juga belajar banyak hal baru. Ratih menyampaikan, seiring usia anak bertambah, memang sensitivitasnya akan semakin berkurang.

Oleh sebab itu, penting bagi orangtua untuk bisa memenuhi kebutuhan mendasar anak selama periode toddler hingga usia prasekolah.

"Kegiatan mendongeng merupakan salah satu cara yang sangat efektif untuk menstimulasi perkembangan anak. Serta untuk mengekspresikan rasa cinta kasih sayang dari orangtua," ucap Ratih.

Kata Ratih, membacakan dongeng bisa menstimulasi fondasi perkembangan kognitif anak. Sehingga perkembangannya akan menjadi optimal.

Selain itu, anak akan mendengar kata-kata dari bacaan dongeng yang pada akhirnya dapat menjadi sarana mengenalkan bahasa juga merangsang daya imajinasi mereka.

"Pada saat dia mendengarkan dongeng, daya untuk problem solving juga terlatih dan tentu saja anak akan punya kecerdasan moral yang lebih baik, dasar kemampuan interaksi sosial juga bisa ditumbuhkan."

"Bagaimana dia belajar dari tokoh-tokoh yang di dalam dongeng yang dibacakan, kemudian jadi lebih percaya diri," pungkasnya.

*Sumber: suara.com

Related Posts

Tidak ada komentar:

Posting Komentar